Friday, October 17, 2008

Mahoni Afrika

Pernah dengar mahoni afrika? Tumbuhan bernama ilmiah Khaya anthotheca ini sebenarnya bukan jenis mahoni melainkan masih satu famili yaitu termasuk Meliaceae. Tumbuhan asli daratan Afrika dan Madagaskar ini juga terdapat di Indonesia. Keberadaannya di Indonesia sudah sangat langka, salah satunya bisa ditemukan di kawasan Pantai Lohgending, Kebumen, Jawa Tengah.

Berbeda dengan sepupunya yaitu mahoni asli dari genus Switennia, mahoni Afrika mempunyai akar banir yang membuat penampakan luarnya yang kokoh dan mampu menahan angin besar yang biasanya terjadi di kawasan pantai.

Tumbuhan ini biasanya dibudidayakan dengan biji. Bentuk bijinya yang pipih panjang menjadikannya bisa tertiup angin saat jatuh dari pohonnya atau lebih tepatnya keluar dari buahnya yang sudah mengering dan terbuka.

Tumbuhan ini cocok sebagai pohon peneduh di tepi jalan ataupun di pekarangan rumah. Mahoni Afrika juga termasuk tumbuhan berumur panjang bisa sampai ratusan tahun dengan perakaran yang kokoh serta cocok dengan iklim tropis Indonesia.

Mengapa kalian tidak mencoba menanam Mahoni Afrika? Jika kalian berminat bisa membeli bibitnya jika kalian kebetulan berlibur di Pantai Lohgending tepatnya di persemaian dekat di tepi jalan dekat pantai. Alternatif lainnya adalah kalian bisa langsung berkunjung di tegakan mahoni afrika di pantai Lohgending dengan seizin petugas Perhutani yang berada di persemaian. Nah saat berkunjung itulah kalian bisa memanfaatkan untuk mengambil biji-biji mahoni yang jatuh. Warnanya coklat pipih panjang. Kalian bisa dengan mudah membibitkannya, yaitu dengan cara menanam bijinya di media semai atau polybag dan lakukan penyiraman 2 kali sehari saat pagi dan sore. Biji Mahoni afrika akan tumbuh dalam tempo beberapa hari.

Mari menanam! Selamatkan Bumi Kita mulai dari pekarangan kita sendiri.

Sunday, September 14, 2008

Ayo Menanam Matoa!

Kamu pernah mendengar nama matoa? Bagi kamu yang belum pernah mendengarnya, Matoa adalah nama buah yang berasal dari Papua. Matoa mempunyai beraneka ragam jenis, tapi secara umum ada 2 jenis matoa yang dikenal oleh masyarakat kita.

Matoa jenis pertama adalah matoa yang mempunyai warna merah tua kecoklatan. Matoa jenis ini mempunyai rasa perpaduan antara rambutan dan durian. Tekstur daging buahnya lembut dengan aroma yang wangi.

Matoa jenis kedua adalah matoa yang mempunyai warna hijau kekuningan. Matoa jenis ini mempunyai rasa perpaduan antara kelengkeng dan kelapa. Tekstur daging buahnya lebih renyah daripada matoa merah. Biasanya matoa hijau di pasaran harganya lebih mahal daripada yang merah.

Matoa merupakan tunbuhan tropis yang cocok hidup di dataran rendah dengan paparan sinar matahari yang cukup banyak. Matoa dalam masa pertumbuhannya memerlukan cahaya matahari yang cukup dan air yang cukup.

Matoa pada umumnya dikembangbiakkan melalui biji. Berbeda dengan tumbuhan lain, biji matoa termasuk tidak tahan lama dengan udara luar. Begitu habis dimakan daging buahnya, sesegera mungkin untuk menanam biji tersebut dalam polybag atau media persemaian. Biji tersebut akan mulai berkecambah dalam beberapa hari. Jika matoa sudah mempunyai daun lebih dari lima lembar atau tingginya sudah lebih dari 30 cm, maka sebaiknya matoa segera dipindahkan ke lahan penanaman.

Untuk lahan penanaman pilihlah area terbuka yang terpapar sinar matahari. Jagalah tanahnya selalu lembab dengan melakukan penyiraman 2 kali sehari saat pagi dan sore hari. Untuk menjaga kelembaban tanahnya bisa ditambahan potongan batang (gedebog) pohon pisang untuk menjaga kelembaban tanahnya.

Perawatan matoa cukup mudah. Pemupukkan bisa dilakukan 2 kali setahun. Dalam jangka waktu 2 tahun matoa sudah mulai berbuah jika pertumbuhannya normal (tingginya lebih dari 5 m dan diameter batang lebih dari 10 cm). Matoa memang termasuk tumbuhan kategori fast growing species, yaitu tumbuhan dengan pertumbuhan cepat.

Matoa cocok sebagai tanaman penghijauan masyarakat, karena disamping pertumbuhannya cepat sehingga mampu memperbaiki iklim mikro dan ekologi daerah setempat, juga memberikan hasil tambahan berupa buah.

Mengapa kita tidak menanam POHON dari sekarang di pekarangan rumah kita. Bukankah dengan menanam pohon apa pun kita turut serta menjaga kelestarian bumi ini. AYO MENANAM.......!